DUMAI, SUARAPERSADA.com – Kabar adanya praktek “pungli” di lingkungan depo terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Dumai, sampai ke telinga awak media.
Informasi soal adanya dugaan praktek pungli di lingkungan depo terminal itu, disampaikan sumber kepada awak media suarapersada.com baru-baru ini.
Soal dugaan uang “siluman” alias uang “pungutan liar (pungli)” di lingkungan depo terminal BBM PT Pertamina (Persero) Dumai, menurut sumber sudah lama berlangsung.
Uang dugaan pungli tersebut merupakan pemberian dari sejumlah oknum sopir truk tanki BBM kepada oknum-okum petugas dilingkungan Depo Pertamina Dumai.
Disebutkan, bahwa uang yang diberikan oleh para oknum sopir itu, konon katanya hanya lah sebagai uang pengertian si sopir kepada oknum-oknum petugas, diberikan dengan cara masif, rapi dan terselubung.
Namun uang pengertian bagaimana dan kenapa kok ada uang pengertian, tidak spesifik dijelaskan sumber.
Sumber yang sangat dipercaya kebenarannya soal dugan praktek pungli itu mengatakan, bahwa uang pengertian dari si oknum sopir diberikan di tiga tempat berbeda.
Pertama, ketika sisopir membawa truknya masuk di pintu 1 untuk mengisi BBM di pompa suplay.
Di pos gate 1 ini, sisopir diduga harus memberikan uang kepada oknum security dengan besaran Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per sekali masuk.
Kemudian si oknum sopir kata sumber masuk ke wilayah pompa pengisian minyak untuk di muat ke truk tanki.
Lantas si oknum sopir itu harus memberikan uang kepada oknum petugas di pompa pengisian pasca atau usai truk tanki bermuat minyak sebesar Rp 20 ribu.
Sementara itu, usai truk tanki di muat di pompa suply bbm, maka truk tersebut akan bergeser keluar ke pos gatekiper atau pos pemeriksaan isi muatan truk.
Di pos gatekiper tersebut, sisopir itu katanya juga merogoh kantongnya untuk oknum disana, besarnya Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
“BBM di dalam tanki truk yang sudah di muat di pompa pengisian akan diperiksa petugas di gatekiper, apakah benar isi muatan sesuai pesanan pembeli (SPBU, Industri dll red).
Apa bila volume atau isi BBM di tanki truk tidak sesui pesanan atau berlebih sebagaimana tertulis dalam surat jalan tujuan minyak (Delivery Order DO-red), maka petugas akan mengurangi isi tanki. Jadi sangat rentan ada kong kalingkong di sini”, ungkap sumber itu meyakinkan.
Menanggapi adanya informasi dugaan praktek pungli uang pengertian oleh okum-oknum petugas di lingkungan terminal BBM Pertamina Dumai, kepala terminal BBM Pertamina Dumai belum berhasil dikonfirmasi media ini.
Semetara itu, suarapersada.com mencoba menghubungi bagian administrasi dan sales service atau layanan jual BBM terminal Pertamina Dumai, Rendi.
Soal kebenaran informasi menyebut adanya praktik pungli oleh oknum-okum petugas di lingkungan depo BBM itu, dibantah keras oleh Rendi.
Rendi mengatakan, tidak benar informasi tersebut. “Tidak benar adanya hal seperti itu apalagi sampai ke pungli pasti akan langsung kita tindak.
Jika ada kedapatan di lapangan, tidak akan kita toleransi, dan kami siap untuk tidak melakukan perpanjangan kontrak atau kita kembalikan ke perusahaan penyedia tenaga kerja”, ungkap Rendi.
Selain itu disebut Rendi, bahwa tim distribusi menurut Rendi, sudah sangat optimal dengan selalu melakukan pengawasan, baik itu quality dan quantity BBM yang akan mereka salurkan, jelas Rendi beralasan.
Sementara itu, menyikapi ketika wartawan suarapersada.com tidak di izinkan masuk ke kantor terminal BBM Pertamina Dumai oleh petugas security guna konfirmasi menggali berita, sebelumnya direspon Rendi dengan meminta maaf kepada awak media ini.
Memang, saat itu suarapersada.com hendak menemui pihak berkompeten di kantor terminal BBM Pertamina Dumai guna memperoleh informasi berita seputar adanya kasus BBM dan SPBU “nakal”.
Namun ketika crew media ini melapor ke security di pos pintu masuk kantor itu, petugas tidak mengizinkan untuk masuk dan security tersebut dengan dalih agar awak media ini konfirmasi ke kantor Pertamina Medan atau kantor Wilayah di Pekanbaru Riau.
Namun soal wartawan tidak diizinkan masuk ke kantor terminal BBM oleh security, menurut Rendi mengatakan merupakan tugas security melakukan sensor terhadap tamu.
Akan tetapi, apa yang disebut Rendi soal tugas security mensensor tamu termasuk jurnalist yang hendak menggali berita tidak dibenarkan masuk ke kantor terminal itu, justru mengundang tanya berbagai pihak.
Ada apa di dalam terminal BBM Pertamina Dumai..? apakah benar ada prakter pungli tersebut sehingga lokasi “kencing” BBM ilegal marak ? seakan demikian pertanyaan publik di Kota Dumai.**(Tambunan)